Perkembangan sistem pembayaran terbaru dan pentingnya hal tersebut bagi dunia ekonomi digital
Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan terhadap berbagai sendi kehidupan manusia, kita kini dengan nyata dapat mencermati bagaimana perubahan tersebut menjadi fenomena dashyat yang yang tidak dapat dibendung, sepanjang tahun 2018 yang baru saja kita lewati, perusahaan-perusahaan dunia dan juga di Indonesia berlomba-lomba dalam melakukan inovasi untuk memenangkan persaingan pasar ditengah semakin ketatnya kompetisi.
Inovasi yang dilakukan diantaranya dilakukan dengan strategi transformasi digital, melakukan perubahan menyeluruh atas setiap proses, kompetensi, dan model bisnis dengan implementasi teknologi digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga riset global yang menjadikan transformasi digital sebagai pengarusutamaan organisasi dalam memenangkan persaingan global.
Inovasi telah masif menjalar ke seluruh lini kehidupan ditengah dinamika relasi dunia yang semakin dinamis, terdapat beberapa perubahan radikal yang akhir-akhir ini terlihat bergerak sangat cepat, salah satunya melalui digitalisasi, yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain, berlakunya vertical networking, jaringan sudah tidak lagi memiliki sekat-sekat atau hierarki.
Vertical networking selanjutnya diikuti dengan horizontal integration sebagai bentuk kongkrit kolaborasi yang lebih mengedepankan output, inovasi yang inheren dengan digitalisasi, melahirkan fenomena baru dengan semakin masifnya konsep-konsep sharing economy, internet of things, e-commerce, finansial technology, artificial intelligence dalam berbagai bidang kehidupan, utamanya persaingan ekonomi.
Digitalisasi ekonomi terbukti telah membawa berbagai perubahan, dengan digital ekonomi setidaknya memberikan benefit dalam meraih efisiensi, efektivitas, penurunan cost production, kolaborasi, terkoneksinya satu pihak dengan pihak lain, oleh karena itu, transformasi digital ekonomi, sudah selayaknya dijadikan alternative solusi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.
Dalam perkembangan lebih lanjut, ekonomi digital menjadi fenomena baru yang semakin memiliki peran strategis dalam perkembangan ekonomi global, argumentasi ini terbukti bila kita mencermati laporan Huawei dan Oxford Economics yang berjudul Digital Spillover (2016), size ekonomi digital dunia telah mencapai 11,5 triliun dollar atau berkisar 15,5 persen dari GDP dunia.
Besarnya konstribusi ekonomi digital terhadap size ekonomi digital ekonomi dapat dicermati dari perdagangan Online telah mengubah landscape ekonomi dunia sebagai “wajah baru” ekonomi global, mengacu pada laporan McKinsey (2018), setidaknya perdagangan online memiliki dampak di empat area. Pertama, financial benefits. Memberi manfaat ekonomi yang dahsyat bagi ekonomi suatu bangsa, misalnya Indonesia sebagai pasar terbesar untuk e-commerce di Asia Tenggara. Nilainya saat ini kurang lebih 2,5 milyar dollar dan diprediksi akan menjadi 20 milyar dollar di tahun 2022.
Kedua, job creation. Diperkirakan akan ada 26 juta pekerjaan baru di tahun 2022 akibat dari ekonomi digital ini yang kebanyakan dipengaruhi oleh perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Agaknya ini juga yang membuat Jack Ma membuat strategi agar Alibaba fokus pada UMKM di China.
Ketiga, buyer benefits. Ini bisa dilihat dari harga-harga di marketplace e-commerce yang biasanya lebih murah dari offline. Keempat, social equality. Ekonomi digital telah berdampak terhadap kesetaraan gender, inklusi layanan keuangan, pemerataan pertumbuhan dan masalah sosial lainnya.
Bagi Indonesia ekonomi digital memberikan harapan baru akan transformasi ekonomi yang diprediksi akan dapat menjadi prime mover ekonomi Indonesia, McKinsey menyebutkan bahwa ekonomi digital Indonesia sekarang hampir sama dengan China pada tahun 2010, berdasarkan indikator-indikator seperti penetrasi e-retail, GDP per kapita, penetrasi internet, pengeluaran ritel. Pada tahun 2017, nilai perdagangan online Indonesia mencapai 8 miliar dollar.
Capaian tersebut sekaligus menunjukan semakin diperhitungkannya Indonesia di Kawasan regional Asia Tenggara, dimana dari 8 Unicorn setengahnya berasal dari Indonesia, seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Begitupun dengan nilai pendanaan yang didapat Indonesia dari venture capital selama tiga tahun ini mencapai 38 persen dari total pendanaan di Asia Tenggara.
Ekonomi digital terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB Indonesia pada 2017 besarannya mencapai 7,3 persen, padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,1 persen, hal ini mengandung makna bahwa ekonomi digital Indonesia memiliki prospek yang sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik karena pertumbuhannya melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Masa depan ekonomi digital Indonesia sepatutnya menjadi fokus kita bersama dalam membangun kolaborasi dalam mengoptimalkan nilai tambah ekonomi bila mencermati potensi ekonomi digital di Indonesia yang bisa mencapai USD 65 miliar pada 2022 sebagaimana prediksi Lembaga riset McKinsey & Company.
Selain itu, menurut data World Market Monitor, ekonomi digital diproyeksi menyumbang USD 155 miliar atau 9,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2025. Sumbangan itu terdiri atas peningkatan lapangan kerja senilai 35 miliar dolar AS atau 2,1 persen PDB serta mendorong produktivitas 120 miliar dolar AS atau 7,4 persen PDB.
Pilihan strategi pengembangan ekonomi digital merupakan langkah tepat yang perlu terus didukung para pemangku kepentingan, mengingat potensi demografi yang kita miliki, dilihat dari komposisi penduduknya, jauh lebih menguntungkan dibandingkan lima negara Asia lainnya dengan PDB besar, seperti China, Jepang, India, dan Korea.
Indonesia memiliki usia produktif mendominasi yang akan menjadi kekuatan dashyat bila dapat ditransformasi sebagai agen perubahan melalui ekonomi digital, data BPS menyebutkan sekitar 32% penduduk usia produktif pada 2016 adalah milenial. Generasi yang curious, interest, bahkan aktif berpartisipasi di pasar digital.
Disamping pemanfaatan bonus demografi, investasi di bidang information and communication technologies (ICT) seyogyanya perlu terus ditingkatkan, sehingga sejalan dengan struktur demografis, agar dapat menjadi modal Indonesia memanfaatkan teknologi dan era ekonomi digital untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan peran sektor dasar terhadap ekonomi yang terus berkurang dan sektor jasa terus meningkat menjadi indikasi kuat urgensi pengembangan ekonomi digital sebagai “wajah baru” ekonomi Indonesia.
Berbagai upaya tersebut sangat diperlukan untuk terus ditumbuhkembangkan mengingat ekonomi digital di Indonesia sejauh ini sudah menumbuhkan dan menopang UMKM di Indonesia. Bermunculannya berbagai usaha rintisan yang didominasi kaum milenial baik yang berbasis kuliner, jasa dan perdagangan online adalah contoh nyatanya, fenomena tumbuhnya technology financial (fintech) dalam 3 tahun terakhir menandakan perkembangan yang menggembirakan dari ekonomi digital yang perlu terus diikuti dengan peningkatan infrastruktur bersamaan dengan literasi warga masyarakat mengenai keuangan digital.
Sumber : https://www.setneg.go.id/baca/index/ekonomi_digital_the_new_face_of_indonesias_economy
Putra Yugo
Minggu, 12 Januari 2020
Kamis, 05 Desember 2019
STRATEGI PERSAINGAN GLOBAL SERTA DAYA SAING
Strategi Persaingan Global Serta Daya Saing
DISUSUN OLEH :
AJI RAMADHAN (10216446)
DAVID (11216726)
GOGO PRAYOGO (13216081)
PRASETYA YUGO
P.W (15216779)
KELAS: 4EA26
KELOMPOK: 6
DOSEN: VELY
RANDYANTINI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, atas rahmat dan kehendak-Nya, saya dapat menyelesaikan
Makalah ini.
Makalah ini telah penulis susun dengan optimal dengan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu
penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
selama pembuatan makalah ini.
Meski telah disusun dengan optimal, penulis sebagai manusia biasa
menyadari adanya kekurangan dari bererapa konteks. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan untuk
makalah ini.
Demikian penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk pembaca.
Bekasi, Desember 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan Global
merupakan suatu tahap perkembangan fenomena budaya yang harus dilalui oleh
kemajuan peradaban dan kehidupan. Yang terpenting adalah bagaimana menentukan
sikap dna mempersiapkan diri untuk menghadapi datangnya fenomena tersebut.
Globalisasi ekonomi dan siistem pasar bebas dunia menempatkan
Indonesia menjadi bagian dari sistem tersebut. Melalui perambatan budaya asing
ke Indonesia. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting dalam kehidupan dan
mencptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dipecahkan guna
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi
mengandung suatu pengertian akan situasi dimana berbagai pergerakan barang dan
jasa antar negara di seluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam
perdagangan. Dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk
bukan hanya barnag dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan,
nilai budaya dan lain – lain.
Globalisasi dalam
ekonomi maka ikut membicarakan Libralisasi, Menurut Chacholiades (1978)
partisipasi dalam perdagangan internasional bersifat bebas, sehingga
keikutsertaan suatu negara dilakukan secara sukarela. Dari sisi internal,
keputusan suatu negara ikut serta dalam perdagangan internasional merupakan
pilihan, sehingga seharusnya memberikan keuntungan pada kedua belah pihak.
Perdagangan akan meningkatkan efisiensi ekonomi juga memberikan keuntungan
akibat perbedaan harga relaif dna spesialisasi dalam berproduksi. Secara
teoritis, penghapusan berbagai bentuk intervensi dan hambatan yang dilakukan
dalam pasar global akan mendorong peningkatan volume perdagangan yang lebih
besar, sehingga nilai tambah yang diciptakan juga semakin besar. Kondisi
tersebut selanjutnya akan memacu pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam praktik nyata,
proses liberalisais perdagangan dilakukan melaui berbagai skenario. Proses
liberalisasi dilkaukan melalui liberalisasi unilateral, ratifikasi kerjasama
perdagangan internasional melalui pembentukan kelembagaan seperti APEC, AFTA
dan WTO yang menjadi pilihan skenario bagi negara pelaku
perdagangan. Sebagian ahli berpendapat liberalisasi akan
menguntungkan negara berkembang seperti Indonesia dan penduduk yang berekonomi
relatif rendah karena ekspor produk akan meningkat. Selain itu, liberalisais
yang menuntut peningkatan daya saing produk akan mendorong peningkatan nilai
tambah melalui pembangunan industri – industri manufaktur.
Sistem Pasar
Global yang secara praktisnya memberikan banyak keutungan, mengakibatkan
munculnya bisnis – bisnis baru. Oleh sebab itu, perusahaan – perusahaan
Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dalam skala global supaya dapat
bertahan dan berkembang. Strategi yang tepat harus direncanakan dan diterapkan
agar dapat meraih keberhasilan dengan memanfaatkan peluang – peluang yang ada
pada dunia bisnis global yang bergerak cepat dan semakin kompetitif.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu
analisis industri dalam persaingan global ?
2.
Apa itu
persaingan global dan keunggulan kompetitif nasional ?
1.3
Tujuan Makalah
1.
Dapat mengetahui tentang analisis industri
dalam persaingan global
2.
Dapat
mengetahui tentang persaingan global dan
keunggulan kompetitif nasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Industri
Dalam suatu penelitian penting mengenai daya saing internasional, agar
industri suatu negara dapat berhasil di pasar global, industry tersebut harus
memiliki :
(1) Kondisi – kondisi faktor yang menguntungkan.
Hal Ini mencakup terdapatnya sumber – sumber daya kunci (termasuk
keterampilan, infrastruktur, dan lembaga penelitian). Penelitian Michael Porter
juga menemukan, bila negara – negara mempunyai faktor kelemahan tertentu,
mereka akan di paksa berinovasi untuk mengatasi (atau menghindari)
masalah-masalah tersebut. Hal ini, pada saatnya, membentuk dasar dari
keunggulan kompetitif (misalnya, bila sejak awal biaya energi di suatu negara
tinggi, maka hal tersebut memaksa perlunya dikembangkan produk – produk dan proses
– proses yang hemat energi, yang kemudian di perlukan di seluruh dunia).
(2) Kondisi – kondisi permintaan
Di dalam negeri harus ada permintaan yang kuat akan produk – produk yang
canggih. Konsumen dalam negeri yang penurut merupakan kerugian, karena mereka
tidak mendesak industri untuk berinovasi dan mencapai yang terbaik.
(3) Indusri – industri yang berkaitan dan mendukung
Suatu jaringan industri yang mendukung dan berkaitan akan membantu indutri
untuk mencapai keunggulan global.
(4) Strategi, struktur, dan persaingan yang teguh
Dari faktor-faktor ini, barang kali yang paling penting adalah jangkauan
persaingan pada industri dalam negeri. Bukti- bukti secara kuat mendukung
pandangan bahwa persaingan dalam negeri adalah sangat penting. Sebaliknya, bila
pemerintah mendorong merger untuk menciptakan monopoli dalam negeri (untuk
mendapatkan ‘masa kritis’ yang di perlukan untuk menjadi pemain global), secara
keseluruhan monopoli tersebut tidak berhasil menetapkan posisi di dunia.
Persaingan yang pahit diantara perusahaan-perusahaan setempat telah menjadi
pemacu inovasi.
2.2. Keunggulan Kompetitif
(1) Mengurangi Biaya vs Adaptasi pada Pasar Lokal
Perusahaan harus menstandardisasi produk dan jasanya untuk kebutuhan pasar
secara global. Pendekatan yang diberikannya didasarkan pada tiga asumsi utama :
- Kebutuhan dan keinginan konsumen secara keseluruhan semakin homogen.
Disini perusahaan harus dapat mengidentifikasi segmen konsumen secara global.
- Orang-orang diseluruh dunia rela berusaha untuk mendapatkan keinginannya
yang berhubungan dengan fitur produk, fungsi, desain, dan hal-hal lain seperti
produk berharga murah dengan kualitas yang baik.
- Skala ekonomi pada produksi dan pemasaran dapat diperoleh dengan memasok
pasar global. Perspektif ini perlu memperhatikan tiga hal. Pertama,
pengembangan teknologi dengan penggunaan mesin memungkinkan skala ekonomi
terpenuhi dan tidak memerlukan produksi pada satu produk terstandarisasi.
Kedua, biaya produksi hanya merupakan satu komponen dan sering menjadi hal yang
penting untuk menentukan total biaya pembuatan produk. Ketiga, strategi
perusahaan tidak boleh product-driven.
(2) Tiga strategi Internasional
- Strategi global
Strategi global merupakan strategi yang menawarkan produk-produk standar ke
berbagai pasar di berbagai Negara yang berbeda. Strategi ini untuk mendekati
pasar dunia dengan produk-produk yang terstandarisasi. Strategi global
menekankan pada biaya rendah yang dapat tercapai dengan menekankan pada skala
ekonomi dimana produk dan jasa yang dihasilkan terstandarisasi dan
tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi.
Produk tersebut diciptakan, untuk konsumen yang menyukai produk standar
dengan harga murah yang dihasilkan oleh perusahaan global yang menggunakan
operasinya di seluruh dunia untuk bersaing dengan pasar lokal. Unit yang
digunakan untuk produksi/operasi di setiap Negara diasumsikan saling tergantung
dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang
dikembangkan pada berbagai tingkat perusahaan.
Strategi global menekankan pada skala ekonomi dengan produk dan jasa yang
terstandadisasi dan juga tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi. Satu
keunggulan strategi global berasal dari inovasi perusahaan yang muncul dari
usaha setiap unit bisnis atau perusahaan corporat, yang dapat ditrasfer secara
mudah ke lokasi yang lain walaupun biaya dapat diminimalkan perusaan yang
mengadopsi strategi ini pada umumnya harus memanfaatkan peluang untuk
pertumbuhan pendapatan mengingat perusahaan tidak berinvestasi pada sumber daya
yang ekstensif untuk adaptasi yang ditawarkan dari satu pasar ke pasar lain.
Strategi global paling tepat digunakan ketika terdapat tekanan yang kuat untuk
mengurangi biaya produksi dan sedikitnya tekanan untuk mengadaptasi pasar
lokal. Keunggulan lain dari strategi global adalah bahwa strategi ini
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan level kualitas yang standar secara
global.
Selain keunggulan strategi ini, ada hal-hal yang perlu diperhatikan
perusahaan yang berhubungan dengan risiko penggunaan strategi global, yaitu :
1) Perusahaan yang dapat menikmati skala ekonomi hanya dapat berkonsentrasi
pada sumber daya yang scale-sensitive dan aktivitas pada satu atau beberapa
lokasi.
2) Konsentrasi geografis pada kegiatan perusahaan cenderung menutup
kegiatan tersebut dari target pasar.
3) Mengonsentrasikan kegiatan pada satu lokasi membuat perusahaan menjadi
tergantung pada lokasi tersebut.
- Strategi Multidomestik
Strategi multidomestik berbeda dengan strategi global, pembuatan keputusan
pada perusahaan cenderung lebih terdesentralisasi dalam hal pembuatan produk
dan juga dengan desentralisasi memungkinkan perusahaan untuk dapat merespon
pasar secara cepat apabila terdapat perubahan permintaan. Beberapa resiko yang
berhubungan dengan adopsi strategi multidomestik diperusahaan :
1) Pada umumnya, adopsi lokal pada produk dan jasa dapat meningkatkan
struktur biaya perusahaan.
2) Konsisten dengan aspek lain dalam pemasaran global, derajat optimal dari
adaptasi lokal berkembang setiap waktunya.
- Strategi Transnasional
Perusahaan multi nasional mengadopsi strategi transnasional yang mencoba
mengoptimalkan tarik ulur (trade-off) antara efisiensi, adaptasi lokal, dan
pembelajaran. Perusahaan mencari efisiensi untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif secara global. Sedangkan adaptasi lokal bertujuan sebagai
alat fleksibilitas operasi internasional. Seperti halnya strategi multidomestik
dan global, terdapat resiko dan situasi yang menantang untuk dapat menerapkan
strategi transnasional :
1) Pilihan pada lokasi yang terlihat optimal tidak dapat menjadi jaminan
kualitas dan biaya dari faktor input (seperti pekerja, material, dan lain-lain)
juga akan menjadi optimal.
2) Walaupun pemindahan pengetahuan dapat menjadi sumber utama dari
keunggulan kompetitif, hal tersebut tidak dapat terjadi otomatis. Agar dapat
melakukan transfer pengetahuan, penting bagi sumber pengetahuan, target unit,
dan perusahaan induk untuk mengetahui nilai potensial dari pengetahuan yang
unik.
2.3. Persaingan global dan keunggulan kompetitif nasional
Selama bebarapa dekade terakhir, persaingan telah mendunia dalam banyak
industri. Penyebabnya adalah penurunan tarif, kuota dan hambatan-hambatan
perdagangan bebas perbaikan sistem transportasi global dan meningkatnya
kecanggihan pasar dunia. Faktor-faktor tersebut berperan mengurangi biaya
perdagangan internasional dan membuat perusahaan asing mampu berkompetisi
dengan perusahaan lokal. Penurunan hambatan perdagangan mempermudah
ekspansi ke luar negeri bagi perusahaan-perusahaan yang gesit dan
agresif. Apakah implikasi kompetisi global terhadap akuntansi manajerial?
Akan sangat sulit bagi perusahaan untuk bersaing di dunia internasional bila
perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya, serta pengambilan
keputusannya menggunakan sistem akuntansi manajemen kelas dua. Sistem akuntansi
manajemen yang tidak bagus dapat menghalangi usaha organisasi untuk menjadikan
persusahaan benar-benar kompettitif.
Teori keunggulan kompetitif dikemukakan oleh Michael Porter dalam bukunya
The Competitve Advantage of Nation (1990). Menurut Porter tidak ada korelasi
langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang melimpah dan sumber
daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara, yang dimanfaatkan menjadi
keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Banyak negara di dunia
yang jumlah sumber daya alamnya sangat besar yang proporsional dengan luas
negerinya, tetapi terbelakang dalam daya saing perdagangan internasional.
Begitu juga dengan tingkat upah yang relatif murah daripada negara lain, justru
berkorelasi erat dengan rendahnya motivasi bekerja yang keras dan berprestasi.
Porter mendefinisikan industri sebuah negara sebagai sukses secara internasional
jika memiliki keunggulan kompetitif relatif terhadap para pesaing terbaik di
seluruh dunia. Sebagai indikator ia memilih keberadaan ekspor yang besar dan
bertahan lama dan/atau investasi asing di luar wilayah yang signifikan
berdasarkan pada keterampilan dan aktiva yang diciptakan di negara asal.
Kemakmuran nasional diciptakan, bukan diwariskan. Kemakmuran negara tidak
tumbuh dari sumbangan alamiah sebuah negara, kumpulan tenaga kerjanya, tingkat
bunganya atau nilai kursnya, sebagaimana dikemukakan oleh ekonom klasik. Daya
saing sebuah negara tergantung pada kapasitas industrinya untuk berinovasi dan
melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan terhadap para
pesaing dunia yang terbaik, karena tekanan dan tantangan. Mereka mendapatkan
manfaat dari memiliki pesaing domestik yang kuat, pemasok yang berbasis daerah
asal yang agresif, dan para pelanggan lokal.
Hal ini disebabkan 4 kategori yang menciptakan keunggulan kompetitif
nasional dalam bersaing untuk menciptakan suatu keunggulan dalam bisnis :
(1) Kondisi faktor, yang mengacu pada lahan untuk pendukung bisnis
tersedia, tenaga kerja yang mapan dan memadai dalam mendukung bisnis, sumber
daya alam yang baik untuk mendukung kegiatan industri dan bisnis, modal dan
infrastruktur baik yang ada dalam suatu negara. Ini merupakan faktor mendukung
dalam perkembangan dan pendukung suatu kegiatan bisnis dan ekonomi yang baik
dalam negara tersebut.
(2) Kondisi permintaan dalam negeri yang dapat mendukung industri tersebut
menjadi lebih dikenal dan merupakan jalan untuk menjadi di kenal di luar
negeri. Mis : Toyota dahulunya hanya di produksi di Jepang saja, karena banyak
peminat untuk membeli mobil tersebut oleh orang Jepang sendiri, membuat mobil
merek Toyota tersebut di kenal sampai ke luar negeri. Kondisi permintaan di
negara sendiri yang mendukung keunggulan kompetitif memiliki tiga karakter,
yaitu : a. Komposisi permintaan di negara sendiri, dimana menentukan bagaimana
perusahaan menerima, menginterpretasikan dan memberi reaksi pada kebutuhan
pembeli. Keunggulan kompetitif dapat dicapai kalau permintaan di negara sendiri
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kebutuhan pembeli, lebih awal dari
yang disediakan oleh pesaing luar negeri. b. Ukuran dan pola pertumbuhan di
negara sendiri, adalah penting hanya bila komposisi permintaan di negara
sendiri baik dan dapat mengantisipasi permintaan di luar negeri. c. Pertumbuhan
pasar dalam negeri yang cepat
(3) Industri terkait dan pendukung, kehadiran pesaing internasional
dalam suatu negara dalam bidang yang terkait, dapat memberikan keunggulan
kompetitif. Industri pemasok secara internasional menyediakan masukan ke indsutri
hilir dan akan menjadi dapat bersaing dalam harga dan mutu.
(4) Cara manajemen perusahaan dan keterampilan mengorganisasi perusahaan
dalam suatu negara serta menciptakan strategi untuk keunggulan dalam bisnis
sangat menentukan. Mis: Jerman, struktur perusahaan yang cenderung hirarkis,
sehingga manajer yang harus menangani industri dengan disiplin yang tinggi
untuk menangani perusahaan atau industri kimia, mesin dan lain-lain, harus
berlatar belakang tehnik. Di Italia, bisnis dijalankan seperti bisnis keluarga
kecil, yang menekankan kepada penyesuaian produk standard dan fleksibilitas
yang cukup besar untuk memenuhi permintaan pasar.
Selain keempat faktor tersebut, keunggulan kompetitif nasional juga masih
dipengaruhi oleh faktor kebetulan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu
(chance events), seperti
(1) penemuan produk baru, melonjaknya harga
(2) perubahan nilai tukar, konflik keamanan antar negara dan lain-lain
(3) tindakan-tindakan atau kebijakan pemerintah (government).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persaingan dalam dunia industri saat ini sangat ketat.
Hal ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kepuasan konsumennya.
Kepuasan konsumen tidak hanya dari sisi kualitasnya saja. Perusahaan dituntut
mampu memuaskan konsumen dari sisi pelayanan, pengiriman barang yang tepat
waktu, dan harga yang terjangkau oleh konsumen. Persaingan dalam dunia industri
yang semakin ketat menuntut kepekaan manajemen dalam suatu perusahaan atau
industri untuk dapat mengantisipasi terhadap setiap perubahan yang terjadi
dalam menghadapi persaingan di dunia industri.
Dunia ini semakin berubah dengan pesat, begitu pula pola
pikir konsumen sehingga menuntut perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
untuk lebih kreatif dan kompetitif. Selain itu, masalah pesaing juga harus
benar-benar diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diketahui dari pesaing:
kelengkapan mutu, desain, dan bentuk produk, harga yang ditawarkan, saluran
distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki, promosi yang dijalankan, rencana
kegiatan pesaing kedepan.
Untuk mengetahui informasi tersebut, maka perusahaan
perlu mengadakan analisis pesaing dengan cara: mengidentifikasi pesaing,
menentukan sasaran pesaing, identifikasi strategi, analisis kekuatan dan
kelemahan pesaing, menentukan sasaran pesaing, identifikasi reaksi pesaing dan
strategi menghadapi pesaing.
Dari kegiatan itu, akan dapat diketahui: siapa pesaing
kita, apa sasaran yang ingin mereka capai, begaimana strategi yang mereka
lakukan, apa dan di mana kekuatan dan kelemahan pesaing, bagaimana pola reaksi
mereka, siapa saja yang perlu diserang terlebih dahulu, bagaimana cara
menyerangnya dan pesaing mana yang perlu dihindari terlebih dahulu.
Referensi
Langganan:
Postingan (Atom)